Monday, May 30, 2011

Tugas Cerpen Bahasa Indonesia

Assalamualaikum wr wb

mau copas aja tugas bahasa indonesia yang disuruh bikin cerpen dengan pengalaman pribadi


Selamat Jalan Sahabatku

                Menyesal, itulah yang terjadi pada diriku ketika aku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama di salah satu sekolah favorit di Depok Hingga detik ini aku masih menyesali kebodohanku di kala itu. Andai waktu bisa diputar mundur, aku ingin sekali mengulang hari itu dan memberikan sesuatu kepada salah seorang sahabatku. Namun  semua sudah terlambat.
                “Fariz, Arief dan Ega! Setelah pulang sekolah kita main counster strike ya di warnet dekat sekolah!” Lutfi mengajak aku, Arief dan Ega. Arief dan Lutfi adalah teman baruku di kelas 8-9. Sedangkan Ega  yang duduk sebangku denganku sudah kukenal lebih dulu karena kita  berada di kelas 7 yang sama.
                “Ayo lut, setelah habis dari warnet kita kerumahku ya, kita main kartu dan PS2 dirumahku” aku menjawab. Hari itu kami pulang lebih awal karena guru-guru sedang mengikuti rapat. Kami pergi ke warnet dekat sekolah kami untuk bermain counster strike. Jarang sekali aku pulang sekolah bisa mampir ke warnet karena biasanya ada les yang harus kudatangi. Tetapi hari itu lesku sedang libur dan sekolahku sedang pulang cepat. Kunikmati waktu siangku di warnet bersama ketiga temanku. Setelah puas bermain game di warnet, aku dan kawan-kawanku pergi ke rumahku.
                Siapa yang tidak senang ketika rumahnya dikunjungi kawan-kawannya.Hari itu aku sangat senang karena kami berempat bersenda gurau, bermain dan mengobrol sampai matahari mulai terbenam. Waktu terasa begitu cepat ketika bersama teman. Hingga akhirnya Arief ditelpon ibunya untuk segera pulang, lalu Ega dan Lutfi juga harus pulang karena sudah menjelang magrib.
                “Hati-hati di jalan ya teman-teman, kalau kita pulang cepat lagi kita main di warnet lagi ya! Terus kita main ke rumahku! Sampai ketemu besok!” aku mengucapkan salam perpisahan kepada kawan-kawanku. Tetapi aku tidak menyangka, itu adalah kata terakhir yang kuucapkan kepada kawanku Ega.
                Hari Senin guru matematikaku sekaligus wali kelasku mengabsen kami.
“Pamela Sakina ada?”tanya guruku
“saya bu!”, ela temanku menjawab absen guruku
“Pandega waynalda ada?”tanya guruku
“dia gak masuk bu, katanya dia sakit” jawab salah seorang temanku. Perasaanku menjadi tidak enak mendengar kabar kalau Ega sedang sakit. Padahal ketika hari Jum’at wajahnya masih berseri-seri. Tidak tampak dia akan sakit.
Keesokan harinya Ega masih absen, berikutnya hingga hari Jum’at dia masih absen. Aku menjadi bingung mengapa Ega sakitnya sampai seminggu? Biasanya kalau ada teman yang sakit, paling lama absennya 3 hari. Aku bingung mau melakukan apa untuk Ega, aku hanya bisa berdoa kepada Allah SWT agar hari Senin Ega sudah bisa kembali belajar bersama kami.
Demam berdarah. Itulah penyakit yang menimpa temanku Ega selama seminggu itu. Senin itu aku merasa sangat sedih mendengarnya. Tak kusangka dia menderita penyakit seperti itu. Aku takut hal yang lebih buruk dapat menimpanya. Tetapi menurut buku biologi yang kubaca, penyakit demam berdarah masih bisa disembuhkan. Aku berharap paling lama seminggu lagi aku bisa bertemu kawanku kembali dan tertawa bersamanya.
Hari Rabu wali kelasku memberi kabar mengenai perkembangan penyakit yang diderita kawanku. Kukira kondisi Ega sudah membaik dan sudah dapat kembali bersekolah besok. Namun apa yang kuduga salah besar.Guruku mengatakan bahwa Ega mengidap penyakit leukimia. Kuingat sejenak mengenai apa itu penyakit leukimia. Ternyata leukimia adalah penyakit dimana kandungan sel darah putih dalam darah yang begitu banyak sehingga memakan sel darah merah.Mengingat hal itu aku tahu bahwa penyakit yang diderita Ega bukanlah penyakit yang bisa sembuh dengan mudah. Salah satu cara menyembuhkannya adalah dengan cuci darah.
“Pulang sekolah kita jenguk Ega yo!”kata salah seorang temanku di kelas. Dia mengajakku untuk menjenguk Ega. Tetapi aku tidak tahu apakah bisa ikut menjengukknya karena hari itu aku ada les piano dan aku tidak boleh bolos. Sungguh pilihan yang berat. Ikut menjenguk temanku yang sakit tetapi itu berarti membolos les piano. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak menjenguk Ega pada hari itu tetapi akan menjenguknya pada esok hari, hari Kamis.
Pulang dari sekolah, aku dan beberapa temanku langsung bersiap-siap ke rumah Ega. Namun rencana tersebut gagal setelah mendapat kabar bahwa Ega sudah ada di RSCM. Tidak mungkin kami menjenguk sampai RSCM karena letaknya begitu jauh. Rasanya sedih sekali karena tidak dapat menjenguknya, memberinya semangat untuk masuk sekolah lagi. Aku pun pulang ke rumah, beristirahat sejenak lalu mendoakan kesembuhan temanku, Ega.
Jum’at pagi, aku menangis ketika membaca sms masuk dari salah seorang temanku yang isinya “innalillahi wainna ilaihi roojiun, telah berpulang ke rahmatullah teman kita pandega waynalda. Almarhum akan dimakamkan pagi hari ini. Bagi yang ingin ikut melayat, harap kumpul di sekolah paling lambat jam 8 pagi”. Tak kusangka hari ini nyata, Ega sudah tidak ada lagi.
Di sekolah tampak teman-temanku dengan pakaian berwarna hitam. Beberapa temanku berwajah sedih, ada juga yang habis menangis sehingga matanya merah. Air mataku sudah kuhabiskan diatas kasur ketika membaca sms itu. Kami berangkat ke rumah Ega menggunakan angkot yang sudah disewa.
Sayang kami datang telat. Ketika kami datang, almarhum sudah dimasukkan ke dalam liang lahat. Aku terdiam sejenak ketika tanah dimasukkan ke dalam lubang kuburnya. Tiba-tiba air mataku mengalir kembali. Hatiku terasa bergejolak ketika melihat kawanku sudah ada di bawah kubur. Aku menyesal tidak ikut menjenguknya di hari itu. Menyesal sungguh aku menyesal. Aku tak menyangka ini terjadi padaku. Aku ditinggal pergi oleh sahabatku untuk selamanya tanpa diberi kesempatan untuk mengucapkan sepatah kata perpisahan. Teman-temanku ikut menangis ketika doa untuk Ega mulai dibacakan. Suaraku serak sehingga hanya bisa berkata amin.
Wajah sedih masih menghiasi diriku dan teman-temanku. Berikutnya kami melayat ke rumah orang tua almarhum teman kami. Kami bersalaman dengan mereka. Aku melihat wajah ibunya tersenyum kepada kami karena telah ikut melayat dan telah menjadi temannya Ega selama ini, namun aku tahu dibalik senyumannya kepada kami, dia merasakan duka yang sangat mendalam atas kepergian anaknya.
Pulang ke rumah aku langsung menjatuhkan tubuh di atas ranjang. Merenungkan apa yang terjadi hari itu. Aku menyesal sekali karena aku tidak bisa memberikan apa-apa kepada sahabatku. Padahal dia sudah menjadi teman baikku yang telah mengisi hari-hariku di sekolah. Sedih, letih dan menyesal bercampur dalam diriku.
Kucoba menenangkan pikiranku dengan menjalankan ibadah solat. Aku sadar dan tahu bahwa aku adalah teman yang payah, tidak bisa memberikan apa-apa kepada sahabatku. Aku adalah sahabat yang tidak setia. Maafkan aku Ega. Aku menyesal tidak bisa menjenggukku. Cuma satu hal yang bisa aku berikan kepadamu, yaitu doa untukmu. Aku berdoa kepada Allah SWT agar temanku, almarhum Ega diterima disisinya. Semoga kau bahagia di alam sana wahai sahabatku, Ega.

Wassalamualaikum wr wb 

               

Graduate Engineering Program ABB 2019 - Proses Seleksi

Assalamualaikum wr wb Di postingan sebelumnya, gw berjanji buat nulis pengalaman rekrutmen graduate engineering program (GEP) ABB tapi ak...