Saturday, September 24, 2016

YSEP Tokyo Institute of Technology - New College Life


Assalamualaikum wr wb

Pada postingan kali ini gw mau menceritakan tentang kampus baru gw, Tokyo Institute of Technology. Beberapa hal menarik tentang tokodai yaitu

Ranking
Berdasarkan QS World Rank, Tokodai menempati peringkat 19 untuk teknik elektro. Luar biasa emang wkwk. Fyi, gedung departemen teknik elektronya di sini ada di South Building 3. Merupakan gedung tertinggi di kampus ookayama dengan 10 lantainya. Selain itu di lantai 10.5, ada musola kecil buat orang-orang solat dan kongkow-kongkow.
Main Building at Ookayama
 
Mushola di lantai 10 South Building 3

Sel Surya

Pemandangan dari tempat tertinggi di Ookayama



Lokasi
Ada 3 area utama untuk kampus ini yaitu Ookayama, Suzukakedai dan Tamachi. Yang paling gede itu Ookayama. Ookayama sendiri dibagi menjadi Ookayama South, North, West, East, Ishikawadai dan Midorigaoka Area. Kalau gw lab nya di Ookayama South Building 6
Tokyo Tech Ookyama Campus Map
Pemandangan dari depan perpustakaan
Fasilitas
Nah ini yang paling luar biasa. Pas awal masuk gerbang utama, ada gedung Centennial Hall yang fungsinya sebagai "museum" dari karya alumni/profesor tokodai seperti penemuan-penemuan penting. Lalu ada perpustakaan yang dengan bentuk bangunan yang unik dan letak buku-buku koleksinya ada di lantai basement. Ada juga 70th auditorium buat penampilan atau acara-acara penting lainnya(mirip balairungnya UI). Disini juga ada sport center yang isinya gym, weight training gym dan indoor pool.

Opening TICA di 70th Hall


Gedung South 3 dengan 10 Lantainya
Centennial Hall

Full of Photovoltaic




Teknologi

Semua serba teknologi, lampu yang menyala otomatis ketika ada orang lewat, toilet dengan sensor, pintu otomatis, IC card yang digunakan buat pembayaran, masuk perpus, pake komputer. Kecepatan internet yang parah dan juga ruang kelasnya selain full teknologi juga ergonomis.
Kartu Mahasiswa untuk Berbagai Keperluan

Laboratorium
Ga perlu diragukan lagi, lab disini bagus banget. Selain peralatan yang canggih-canggih, orang-orang yang lagi riset di lab juga canggih-canggih. Mereka ga cuma B4(bachelor tingkat 4), malah kebanyakan mahasiswa Doctoral. Dosennya juga disini baik parah, mereka nyamperin mahasiswanya yang lagi ngerjain risetnya depan komputer dan mengajak diskusi bareng. Kadang juga dibawain oleh-oleh makanan.

Range VNA nya dari 10MHz ampe 40GHz

Generally the research about Radio Wave Propagation

Dapur Kecil di Lab

Mircrowave buat ngangetin bekal dan peralatan keamanan

Perpustakaan Kecil, isinya buku macem tektel, antena dan wireless

Ruang Anggota Lab

PPI
Alias Persatuan Pelajar Indonesia, disini Indonesia banyak banget hehe. Pas gw liat grup linenya, ada sekitar 180 orang. Ga mungkin ke kampus tapi ga ngeliat orang Indonesia. Selain itu PPI Tokodai juga sangat aktif. Waktu itu gw ikut main angklung dalam acara TICA dan juga bikin stand jualan martabak pas Tokyo Tech Festival.

Latihan Angklung

Hari H TICA




Friday, September 23, 2016

YSEP Tokyo Institute of Technology - Shofu Dormitory

Konnichiwa minnasan ^_^

Pada pos kali ini, gw mau cerita tentang dormitory gw yaitu shofu dormitory. Shofu dormitory ini merupakan asrama khusus cowo dan khusus internasional. Jadinya yang tinggal disini orang asing semua, ga ada jepang-jepangnya. Nah buat teman-teman yang penasaran shofu dormitory itu gimana, gw bakal cerita dan share gambar-gambarnya juga hehe.

Lokasi
menurut gw lokasi shofu ini cukup strategis. Kira-kira jalan ke stasiun terdekat (aobadai station) sekitar 12 menit. Kalau lagi ngejer kereta dan jalan dengan kecepatan orang jepang, bisa nyampe stasiun dalam 7 menit. Yang lebih enaknya lagi, aobadai eki itu termasuk eki yang besar dan kereta express juga berhenti disana. Kalau ke kampus tuh, secepat-cepatnya dari shofu bisa dalem 32 menit, (7 menit jalan kaki dari shofu ke aobadai---12 menit dari aobadai ke mizunokuchi naik express--11 menit dari mizunokuchi sampe ookayama naik express--2 menit dari ookayama eki ke tokodai)


Tips Belanja
Buat mahasiswa yang tinggal di shofu, ada tempat belanja murah yang namanya Gyomu Suppa. Disini jual banyak bahan makanan dan sangat direkomendasikan buat yang mau berhemat. Bahan makanan kayak beras 5 kg bisa diperoleh dengan harga sekitar 1500 yen, ayam 2 kg 600 yen, dan lainnya. Selain itu beberapa makanan ada sertifikasi halalnya hehe. Cuma kelemahannya, untuk nyampe Gyomu Suppa butuh waktu yang ga sebentar, kurang lebih 15 menit dari Aobadai Eki. Jadi saran gw kalau mau belanja kesana itu, pertama bawa koper karena pasti bakal belanja banyak dan kalau ditenteng biasa bakal pegel banget. Kedua, belanjanya jangan sendirian, ajak temen kalau bisa biar perjalanan ke sananya ga berasa jauh. 


Tipe Kamar
Mau di Shofu ataupun di Umegaoka, ada 2 tipe kamar. Double Room dan Single Room. Apapun alesannya, lo harus milih Double Room. Perbedaan fasilitasnya jauh banget. Udah gitu lebih murah Double Room dibandingkan dengan Single Room. Begini perbedaannya

-Harga : Double room 12.450 yen untuk room fee dan maintenance fee sedangkan Single Room 15.900 yen
(biaya listrik, air, gas tergantung pemakaian)
-Ukuran : Double room 40 meter persegi, Single room 13 meter persegi
-Letak : Double room di lantai 1, single room di lantai 2 dan 3. Jadi kalau double room ga cape naik tangga ke atas
-Fasilitas : Double room punya kamar mandi dan toilet dalem, dapur, mesin cuci, microwave, meja makan dan meja santai. Single room ga punya, adanya di luar buat dipakai bersama. Yang ga enaknya kalau mau ke toilet ya harus keluar dan paling apes kalau harus rebutan.

Penampakan Luar

Tampak Depan

Lobi buat menerima tamu

Tulisan Shofu Dormitory

Kotak Posnya

Ruang Santai Bersama, ada buat main tenis meja

Ruang Santai bersama, ada dapur kecil dan majalah

Penampakan Dalam Kamar
Sebelah kiri kamar mandi, kanannya toilet

Kamar tidur 

Pemandangan dari pintu

Ruang keluarganya

Masing-masing dapet meja belajar, kursi dan lemari makanan

Mesin cuci dan Microwave yang cuma ada di double room

Dapur kecil dan meja makan


Lemari baju yang dipake bersama

Meja belajar gw


Pemandangan dari meja belajar
 
Pemandangan dari balkon kamar

Tempat buat jemur baju
Shofu Dormitory vs Umegaoka Dormitory
Temen YSEP gw dari UI, Liska juga udah buat postingan tentang Umegaoka dormitory, bisa dilihat di URL berikut

https://liskabanjarnahor.wordpress.com/2016/09/30/dormitory-for-ysep-participants-umegaoka-dormitory-a-quick-snap/

Kalau dari pendapat gw pribadi
Shofu
+ jalan ke stasiunnya lebih deket dan tanjakannya sedikit
+ dapet stasiun aobadai, stasiun gede dimana kereta express berhenti
+ lebih deket ke gyomu suppa, daiso dan toko-toko lainnya
+ double room nya di lantai 1

Umegaoka
+lebih rame karena dormnya buat cowo dan cewe
+lantainya berkarpet
+kamar mandi dan toiletnya digabung
+pas musim dingin, heaternya lebih hangat 

Semoga tulisan ini berguna terutama buat calon mahasiswa tokodai yang lagi bingung mau ambil dorm dimana.











Wednesday, September 21, 2016

YSEP Tokyo Institute of Technology - Preparation for Exchange

Since I'm not very good in English writing skill, I will use Bahasa Indonesia for this post.It makes me think twice, lol. So hope someday I can write my experience freely in English.

Sebelum cerita tentang minggu pertama YSEP di Jepang, ada beberapa hal penting yang harus diurus untuk keberangkatan seperti dokumen(paspor, visa, surat2, dll), tiket pesawat, barang bawaan dan yang terpenting uang. Gw bakal cerita secara singkat tentang hal itu tersebut.

1. Dokumen-dokumen
Begitu lo lolos dan diterima oleh tokodai, maka hal paling penting yang adalah segera membuat paspor. Buat cara bikin paspor ga bakal gw jelasin panjang lebar, tinggal googling aja sendiri. Biasanya 3 hari. Sedangkan untuk Visa, kita harus nunggu dulu "Certificate of Eligibility", nanti sertifikat itu bakal dikirim ke international office home university(kalau di gw IO UI), nanti baru deh ke kedubes jepang, bawa passpor, Certificate of Eligibility dan fotokopiannya, foto 4,5cm x 4,5 cm latar belakang putih(1 aja cukup) dan formulir aplikasi visa(bisa di download atau bisa diisi di kedubes). Sama buat yang dari daerah tertentu(temen gw waktu itu dari medan), harus bawa dokumen tambahan yaitu surat keterangan mahasiswa(jadi jaga2 aja dibawa), denger-denger kalau bawa surat keterangan pelajar, biaya pembuatan visanya gratis(tapi gatau bener apa kagak belum gw coba). Biasanya 4 hari juga udah jadi dan biayanya 330ribu, harus cash yak,(somehow temen gw waktu itu cuma bawa 60 ribu wkwk)

Buat detailnya silahkan liat di http://www.id.emb-japan.go.jp/visa_4.html

Tips:
- Buat mahasiswa UI, ke kedubes Jepang gampang banget. Naik kereta dari stasiun UI/Pocin yang ke arah tanah abang/duri. Terus nanti turun di sudirman. Dari situ jalan kaki sekitar 1 km atau naik gojek/grab(saran gw jalan aja hehe hitung-hitung pemanasan sebelum di jepang jalan mulu)

2. Tiket Pesawat
Ini juga ga kalah penting, begitu dapat informasi tentang tanggal berapa harus berangkat, lo harus segera nyari tiket pesawat. Biasanya yang ideal itu 3-4 bulan sebelum berangkat, harganya masih murah. Kalau mau nyari penerbangan murah, biasanya airasia bisa sekitar 1.8 juta tapi transitnya lumayan lama. Gw kemaren sama temen-temen UI, milih garuda indonesia biar langsung nyampe hehe, dapet 4.2 juta sih. Kalau hoki bisa dapet 3.5juta-an garudanya.

3. Barang Bawaan
Gw kemaren pake garuda dapet bagasi 30 Kg. Kalau lebih-lebih dikit misalnya 31an kg, masih boleh lewat hehe(tergantung kebaikan hati mba-mba yang jaga check in juga sih).

Tips:
- Jangan bawa seisi lemari, bawa secukupnya aja hehe ada mesin cuci kok jadi gampang tinggal cuci
- Untuk baju musim dingin, nanti bisa minjem punya senior ysep sebelumnya. Biasanya nanti dititipin ke orang Indonesia yang lagi S2 atau S3. Jadi sebenernya ga usah bawa juga gapa-pa
-Alat-alat masak juga ga perlu bawa lagi hehe, pas hari kedua, gw ketemu ama senior yang lagi master tahun ke 2. Doi dititipin barang-barang warisan YSEP sebelumnya. Ada banyak banget kayak panci, rice cooker, spatula, setrikaan, gantungan baju, piring, mangkok, gelas, sendok, garpu, karpet, dan ada juga kecap, sambal bajak(kayaknya keburu beli tapi belum sempet diabisin). So in conclusion, begitu lo dapet YSEP, lo harus segera cari kontak YSEP sebelumnya dan tanyain barang--barang warisan apa aja yang masih ada. Jadinya lo ga perlu ribet bawa banyak barang bawaan. Kalau ada yang mau kontak gw, bisa line ke gw : farizazhar
- yang perlu banget dibawa apalagi bulan pertama ini kayak indomie, bumbu nasi goreng indofood, nuget-nugetan, sosis2an dan segala makanan siap masak. Soalnya sekali makan di luar kisarannya bisa sampe 700-1000 yen.

4. Uang
yak yang terakhir adalah uang. Fyi, beasiswa Jasso baru bakal turun 1 bulan setelah lo nyampe di Jepang. Jadi pas 1 bulan pertama, lo harus pake duit lo dulu. Nah duit yang udah gw keluarin sampe minggu pertama di titech udah sekitar 40ribu yen :( padahal baru 7 hari. Jadi begini rinciannya

- Ketika baru pertama kali nyampe haneda, lo bakal butuh biaya tranport ke dorm. Itu bisa sekitar 1000-1200 yen(tergantung jalan yang lo pilih). Kalau ribet bawa koper, bisa lewat pengiriman bandara ke dorm, biayanya perkoper sekitar 1500 yen. Kalau gw kemaren janjian ama tutor gw di stasiun tama plaza, jadi dari haneda naik bis ke tama plaza 1130 yen, trus dari tama plaza baru ke stasiun aobadai(160 yen). Alhamdulillah tutor gw orang indonesia dan dia baik banget mau bantuin bawa koper dari stasiun aobadai sampe dorm.

- SIM Card dan Internet. Yap pas lo nyampe dorm, lo bakal merasa kayak anak hilang karena hari itu belum dapet internet. Tips: Cari Sevel buat wifi gratis. Baru di esok hari ada orang dari operator yang nawarin sim dan router. Buat sim card jepang dengan akses 3 GB per bulan dan internet dalam dorm+routernya itu abis sekitar 14ribu yen(untuk 3 bulan yak minimal bayarnya, kalau perbulannya sekitar 3ribu yen-an).

- Commuter Pass. Ini kartu yang paling istimewa. Biaya perjalanan dari aobadai station ke tokodai itu 250 yen, kalau bolak-balik jadi 500 yen. Asumsikan setiap weekdays ke kampus berarti 500yen x 5 jadi 2500 yen. Sebulan 4 minggu jadi total 10ribu yen. Dengan commuter pass/tekikeng biaya 10 ribu yen perbulan bisa turun jadi 3ribuan yen perbulan. Ada pilihan buat langganan 1 bulan, 3 bulan atau 6 bulan. Gw milih yang 6bulan (lebih murah 300ribu rupiah dibandingkan yang 1 bulan dibayar 6 kali) dan itu keluar uang 21400 yen.

Kalau gw sendiri bawa 100ribu yen, karena emang masih awal-awal jadinya buat jaga-jaga juga.




Sunday, August 14, 2016

YSEP Tokyo Institute of Technology - Apply on TiTech Website

"tolong online hari ini ya, deadline online applicationnya hari ini" , ini paniknya. Deadline ngisi form aplikasi online di web titech itu tanggal 29 Februari 23.59. Sedangkan baru tau keterima itu baru siangnya wkwk. Kita bertiga langsung minta tolong mba meita buat minta pihak titechnya extend. Akhirnya deadlinenya diundur jadi tanggal 3 Maret. Tetep aja cepet banget mengingat form yang diisi lumayan ribet. Berikut ini website buat applynya
Nantinya pihak home university bakal kirim data diri kita ke titech, lalu kita bakal dapet email yang isinya username ama password. Nah baru bisa diisi deh dan yang diisi itu banyak banget. Nanti setelah isi online bakal dapet bentuk wordnya sebagai berikut




gambar diatas adalah bagian "termudah" dari form..... jadi bagian tersulitnya adalah "State your first choice for academic advisor at Tokyo Tech and describe your proposed research plan for when you join the laboratory (be as specific as possible). Please provide a detailed description of your research plan. This is necessary to determine if your research will be feasible or not."

Yaa intinya kita harus nentuin siapa pembimbing kita dan lab apa yang mau kita tuju. Ibarat nyari topik skripsi lah mau tentang apaan. Untungnya dapet kesempatan buat diskusi dulu sama dosen di departemen. Pembimbing akademik gw, Pa Abdul Halim kebetulan alumni titech, setelah berdiskusi dengan beliau, gw ketemu juga sama Pa Surya, dosen telekomunikasi yang alumni titech. Kebetulan pas gw mau ketemu pa surya, ada Ahmad Salam Elektro 2012 yang lagi konsultasi buat S2 ke Titech juga, KEBETULAN BANGET YA. Katanya Salam mau apply ke lab Takada, itulah pertama kali gw denger nama lab Takada. Setelah itu pun gw langsung ngesearch lab-lab yang ada di titech. Luar biasa banyak banget. Setiap profesor punya lab, jadi nama labnya itu dari nama profesornya. Berikut research plan yang gw buat






Gw memilih lab takada karena bidang yang dipelajarinya sesuai dengan bidang gw di elektro UI. 
By the way selain pembimbing dan research, ada banyak juga file yang harus diupload yaitu


Tanggal 3 siang gw selesai mengisi dan mengirim semua form. Setelah itu kembali menunggu kabar lagi sembari berkuliah ria :)

YSEP Tokyo Institute of Technology - Prologue

Assalamualaikum wr wb

Hai guys! Lama tidak mengupdate blog hehe pada postingan kali ini gw mau ceritain segala-galanya tentang babak baru dalam kehidupan kuliah gw yaitu Student Exchange!!!

Sebenernya dari jaman gw masih SMP tuh udah pengen banget bisa student exchange, apalagi waktu itu gw lihat spanduk SMAN 1 Depok yang gambarnya banyak siswa siswi yang udah pergi exchange ke amerika, korea, jepang dan lainnya. Pas gw masuk SMAN 1 Depok, harapan gw pupus gara-gara umur gw terlalu tua untuk persyaratan exchange. Akhirnya gw kubur mimpi gw buat exchange :"(

Niat untuk ikut exchange bermula di semester 5. Di semester itu gw berkenalan dengan seorang senior angkatan 2012 bernama Claudia Khansa A H. Dia baru aja pulang dari jepang setelah 1 tahun exchange di Tohoku University. Kebetulan gw sering satu kelompok sama claud. Waktu itu barengan di kelompok praktikum mikon dan proyek antena propagasi. Dia sering banget ceritain gw pengalamannya di Jepang dan nyemangatin gw buat coba apply student exchange. Perlahan impian gw yang pernah gw kubur bangkit kembali.

Akhir semester 5 pun berakhir dan liburan pun tiba. Salah satu persyaratan exchange yang tersusah buat gw adalah sertifikat bahasa inggris. Boleh TOEFL ITP, IBT atau IELTS. Kebetulan gw sedang les bahasa inggris di LBI dan mengambil kelas IELTS preparation. Namun gw merasa tes IELTS terlalu mahal(sekitar 2 juta) dan gw juga ga yakin siap. Gw merasa speaking, listening dan writting gw kurang. Oleh karena itu gw berniat untuk mencoba tes TOEFL ITP (bayarnya 475ribu di LBI). Hal yang gw lakukan adalah meningkatkan kemampuan listening gw dengan nonton tv series tanpa subtitle dan berlatih structure dengan aplikasi gratis di android.

Kala itu udah penghujung Januari dan gw belum daftar tes TOEFL. Gw sejujurnya galau banget, gw merasa belum siap untuk tes TOEFL. Gw sayang juga karena buat daftar tes TOEFL itu sekitar 500 ribu dan kalau gagal(baca: dibawah skor 550) kan sayang banget. Tapi beberapa temen gw nyemangatin gw, ngeyakinin gw kalau gw bisa tembus 550 :) akhirnya gw beranikan diri buat daftar tes toefl. Waktu itu gw liat tes TOEFLnya tanggal 6 Februari 2016, hasil TOEFLnya sekitar 7 hari kerja yaitu tanggal 17 Februari. Saat itu, deadline student exchange yang gw liat di web International office yaitu 19 Februari untuk Tohoku University dan Tokyo Institute of Technology.

Menunggu hasil tes TOEFL, kadang gw sering gelisah. Sejujurnya gw bingung, apakah semester 7 nanti gw bakal kuliah seperti biasa, semester 8 lulus seperti orang-orang pada umumnya. Gw pengen mencoba meninggalkan zona nyaman, pengen coba berpetualang ke tempat yang gw gatau. Dalem lubuk hati gw yang paling dalam, gw pengen banget exchange, gw pengen banget bisa merasakan kesempatan itu. Akhirnya tanggal 17 Februari pun tiba, sebelum kelas jaringan telekomunikasi gw pergi ke LBI sendiri. Gw minta hasil tes TOEFL gw dan skornya alhamdulillah 577 :") demiapa toefl gw lolooooos, seketika pikiran gw tentang exchange bermunculan. Selama ini kalau liat website IO(international office) UI bawaannya bete gara-gara belum punya sertifikat bahasa inggris. Sekarang akhirnya punyaaaaa. Sekejap gw balik ke FT langsung minta buatin surat rekomendasi fakultas hehe. Besoknya pun gw langsung dateng ke kantor IO dan ngasih berkas gw. Waktu itu gw daftar di 2 tempat yaitu tohoku dan tokyo tech.

Oiya buat website international officenya sendiri yaitu international.ui.ac.id dan biasanya persyaratan buat exchange itu
1. Mahasiswa aktif maksimal semester 6 (tapi ada beberapa yang ngebolehin semester 7/8 atau S2 untuk exchange)
2. IPK minimal 3.3(tapi biasanya yang diatas 3,5 yang jalan)
3. Sertifikat bahasa Inggris TOEFL 550 , IELTS 6 atau yang ekuivalen (coba ambil TOEFL aja lebih murah dan gampang)
4. Surat Rekomendasi Fakultas (kalau anak FT bisa minta ke mahalum di EC lantai 2, biasanya 1-2 hari jadi sih)
5. Motivation Letter(template dan strukturnya bisa cari di google) ini contoh punya gw 

Tanggal 25 Februari, seleksi wawancara dengan kepala international office. Di email dibilangnya jam 12.20 tapi karena suatu hal baru mulai jam 16.30, padahal ada kelas jam 16.00 untungnya pa basari baik banget jadi selow aja telat. By the way, yang ditanyain pas wawancara itu tentang kepribadian kita, alesan kenapa kita ikut exchange, kenapa milih univ dan negara itu, terus apa yang kamu harapkan dari mengikuti exchange ini hehe. Wawancaranya sebentar juga kok sekitar 7 menitan.

Abis wawancara rasanya deg-degan gimana gitu, konon katanya kalau udah lolos tingkat home university, biasanya pasti lolos ke host university. Jadi bisa dibilang wawancara itu ujian terakhir buat ikut program exchange ini. Kemudian tanggal 29 Februari gw dapet email yang paling memorable dalam hidup gw


Alhamdulillah nama gw ada dalam daftar yang lolos rekomendasi :") Beberapa saat gw kegirangan tapi pas baca emailnya baik-baik gw langsung panik "tolong online hari ini ya, deadline online applicationnya hari ini"

Graduate Engineering Program ABB 2019 - Proses Seleksi

Assalamualaikum wr wb Di postingan sebelumnya, gw berjanji buat nulis pengalaman rekrutmen graduate engineering program (GEP) ABB tapi ak...