Batu
Sebutir
batu tergeletak di pinggir jalan
Aku ambil
lalu kugenggam
Rasanya
keras seperti diriku
Memiliki
kemauan keras yang besar
Hanya
saja aku gagal mencapai tujuan
Kau
tahu kawan
Batu tidaklah selalu keras
Batu
bahkan bisa hancur
Hancur
bagai diriku
Ketika
impian terbesarku gagal
Batu
hanya bisa terdiam
Tak
berkata tak bersua
Seperti
diriku yang diam tanpa kata
Ketika
wajah sinis temanku memandangiku
Aku
juga diam seperti batu
Ketika
diriku sudah tiada asa
Kubiarkan
arus waktu mengalir dengan sendirinya
Hidupku
datar tanpa impian dan tujuan
Rasanya
aku bagaikan sebutir batu
Yang
diam tergeletak di pinggir jalan
Panas
Panas
Hati
ini terasa sangat panas
Panas
yang tak bisa diungkapkan
Diriku
merasa kepanasan
Bukannya aku kedinginan
Aku bahkan tak berkeringat
Namun hatiku berdetak kencang
Panas melihat dirimu dengan
dirinya
Diriku
mendidih
Melihat
dirinya meninggalkanku
Aku
cemburu
Hatiku
panas pikiranku kacau
Panas sekali
Sungguh panas sekali
Aku tak tahu lagi
Bagaimana caranya menenangkan
hati ini
Pagi
Pagiku indah
Ketika kau datang menemuiku
Aku tersenyum sejuk
Diriku tenang bagai kapas di langit
Semua
berubah
Kau
pergi tinggalkan diriku
Meninggalkanku
untuk selamanya
Selamanya
tanpa dirimu
Aku rindu
Ketika pagi hari
Melihat wajah manismu
Melegakan dahagaku
Namun
kini semua tinggal kenangan
Kenangan
indah bersama dirimu
Selalu
abadi dihatiku
Seperti
cahaya matahari pagi yang menyinari dunia
Duka
Menangis termenung dan meratap
Hanya itu yang bisa kulakukan
Merasakan pedihnya kekalahan
Hancurnya salah satu impian besarku
Duka
ini begitu menyakitkan
Kegagalanku
ini tak tergantikan
Aku
sudah tak mempunyai kesempatan
Hanya
duka yang aku rasakan
Senang riang tawa canda
Tak bisa lagi aku rasakan dalam keadaan ini
Sekarang aku hanya kenal satu emosi
Duka serta kepedihan
Duka
ini menusuk begitu dalam
Ku
tak tahu lagi bagaimana caranya
Menghilangkan
rasa duka ini
Hanya
tuhan yang tau