Thursday, January 10, 2013

Sistem Pendidikan Baru

assalamualaikum wr wb

selamat tahun 2013*oke udah lewat beberapa hari kayaknya*

Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini sedang mengalami banyak perubahan, mau ngasih agrumen dan pendapat mengenai beberapa kebijakan yang tergolong "Tergesa-gesa". Kebijakan-kebijakan itu adalah

1. Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru

di akhir tahun 2012 semua siswa kelas 12 sma dikejutkan dengan keputusan untuk menghapus snmptn tulis. What the hell ya kali masuk ptn cuma lewat undangan dan jalur mandiri? ketika aturan tahun ajaran 2011/2012 yaitu jalur masuk ada snmptn undangan, snmptn tulis dan jalur mandiri. Namun semua itu dikenakan biaya dan pada jalur undangan tahun lalu tak semua siswa bisa ikut mendaftar. So jalur tulis di hapus? sebenernya enggak "bener-bener" dihapus. Cuma kebijakan tahun ini adalah snmptn gratis, nah kalau snmptn tulis di gratisin juga kan rugi pemerintah. Coba aja bayangin buat bikin dan fotokopi soal, komputer buat meriksa jawaban, panitia pengawas dan semacamnya kalau gratis mau bayar pake apa? oleh karena itu pemerintah ngeluarin ujian tulis dari snmptn. Ujian tulis namanya SBMPTN atau seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri. Useless kan cuma berubah nama? Gak juga karena mendaftar SBMPTN itu dipungut biaya. Jadinya ada pemasukan untuk biaya-biaya untuk ujian termasuk biaya yang masuk ke kantong oknum-oknum di balik layar.

Jalur undangan sendiri memiliki perubahan yang sangat signifikan. Setiap tahun berubah bikin siswa pusing entah apa jadinya tahun depan. Beberapa aturan di undangan tahun ini adalah
- peserta undangan adalah semua siswa kelas 12 sma yang telah memiliki nisn, kalau sebelumnya cuma 50%-75% terbaik di sekolah. Tentunya ini menguntungkan karena semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk dapat diterima di PTN favorit asalkan memilih jurusan dengan bijak dan tidak mementingkan gensi akan nama baik suatu PTN.
- rapot yang digunakan pada snmptn tahun ini adalah rapot dari semester 1-5. Pada tahun sebelumnya hanya dari semester 3-5. Ini bisa jadi menguntungkan bisa juga merugikan. Kalau yang kelas 10nya bagus tapi kelas 11nya jelek ini menguntungkan. Sebaliknya kalau kelas 11nya bagus kelas 10nya jelek jadi merugikan. Tapi asal keduanya bagus kebijakan ini ga begitu berpengaruh.
-Nilai UN dimasukkan dalam penilaian. Belum ada yang memberi penjelasan pasti mengenai fungsi nilai UN karena pendaftaran undangan sudah dilakukan lebih dulu sebelum UN dilakukan. Satu hal yang pasti, UN ada 20 paket. Satu harapan gw agar UN berjalan dengan aman dan tertib. Tidak ada kunci yang dibocorkan dan sebagainya sebab akan merugikan mereka-mereka yang sudah belajar dengan sungguh-sungguh.
-pelajaran yang diinput pada tahun ini adalah semua pelajaran kecuali muatan lokal. Hal ini buat gw pribadi sangat merugikan. Dengan asumsi tahun-tahun sebelumnya kalau pelajaran yang diinput hanyalah pelajaran yang di UN kan maka ini bisa jadi bumerang bagi mereka yang hanya fokus di pelajaran UN. Sejujurnya kebanyakan sekolah memiliki jam pelajaran yang lebih banyak untuk pelajaran yang di UN kan. Misalkan di SMAN 1 Depok sendiri dalam seminggu ada 5 kali pertemuan matematika fisika kimia dan biologi. Sedangkan sejarah hanya 1 jam pertemuan. Apakah fair kalau nilai pelajaran UN seperti MIPA disamakan dengan nilai sejarah yang hanya 1 kali pertemuan? Misalnya juga seseorang yang nilai matematika dan fisikanya bagus namun pelajaran seperti seni, olahraga dan lainnya kurang jadi dirugikan. Ada lagi pertanyaan yang paling ekstrem seperti ini "Dengan asumsi yang diterima di FKUI dengan jalur undangan hanya 1 orang. Ada si A yang nilai rata-rata keseluruhannya 9 dan nilai pelajaran UN nya 8. Dan si B yang nilai rata-rata keseluruhannya 8 dan nilai pelajaran UN nya 9. Siapa yang di terima di FKUI?" Jawabannya tergantung kebijakan pemerintah mau ngambil semua pelajaran atau UN aja. Tapi kebijakan seperti ini ga sebaiknya setiap tahun dirubah karena akan merugikan. Kalau aja si B taunya yang buat undangan cuma pelajaran UN kemudian si B fokus sama pelajaran yang UN tapi tiba-tiba peraturannya dirubah. Buat si B ini rasanya ya tentu tidak adil. Ya kalau tahun ini semua pelajaran apakah tahun depan juga semua pelajaran?

2.Kurikulum 2013
Yang kedua ini ga begitu pengaruh sama angkatan gw. Ketika angkatan gw udah lulus baru kurikulum ini akan diterapkan. Gw juga belum begitu ngerti dengan kurikulum baru ini. Yang baru denger infonya bahwa penjurusan akan dilakukan di kelas 10. Gw agak kurang suka dengan yang ini. Masa belum kenalan ama fisika kimia biologi ekonomi sejarah sosiologi dan geografi tapi tiba-tiba disuruh memilih? ya untungnya beban pelajaran jadi ringan tapi bagi mereka yang lebih berhati-hati dalam memutuskan sesuatu akan jadi suatu kesulitan sendiri dalam penentuan. Harapan gw semoga kurikulum ini lebih baik dan tidak boros seperti kurikulum KTSP.

3.Dihapusnya RSBI/SBI
Yang ketiga juga ga begitu berpengaruh sama angkatan gw. Ya kita sekolah sampe bulan April tinggal itungan hari lagi menuju ujian nasional. Namun buat kualitas sekolah akan sangat berpengaruh. Harus diakui, harga ga pernah bohong. Ketika harga lebih mahal kualitas akan lebih bagus. Namun itu tergantung bagaimana cara memanfaatkannya. Sejujurnya yang gw rasakan dari sekolah di RSBI adalah fasilitasnya yang tergolong mewah. Dengan membandingkan ketika masih di sekolah reguler. Kelas RSBI memiliki ac, proyektor, loker, internet, colokan listrik*ini harus ada ga sih?* dan dualisme bahasa. Dalam kelas RSBI juga siswa didiknya hanya 32, kalau di reguler bisa sampe 40-50 orang. Jadinya kelas bakalan lebih padat dan sempit. Angkatan 35,36 dan terutama 37 mungkin akan merasakan kelas tanpa AC, tanpa proyektor, loker dan segala-galanya. Sejujurnya buat gw itu bukan masalah. Ga pake AC juga ga apa-apa kan kita ikut menghemat energi. Proyektor juga sebenernya dipake pas presentasi*mending pada merhatiin* kebanyakan proyektor dipake untuk nonton film di kelas*true story* dan loker pun banyak yang ga ada kuncinya. Membawa laptop ke sekolah juga sering disalahgunakan. Yang seharusnya untuk mengerjakan tugas tapi jadi digunakan untuk menggaming, seru dan menyenangkan sih tapi sejujurnya jadi mengganggu konsentrasi belajar, katanya orang jaman dulu jadi pinter dan berwawasan karena belum ada internet dan segala fasilitas teknologi. Bagian yang gw suka dari dihapusnya rsbi adalah dengan hilangnya teknologi yang memanjakan dan membuat orang jadi individualis. Selain itu dari aspek biaya juga sangat menguntungkan. Namun bagian yang dirugikan adalah kualitas sekolah. Kalau jadi reguler lagi berarti tidak ada tes masuk smansa lagi. Yang jadi patokan adalah nilai UN. Nah apakah UN sudah cukup "bersih" untuk dijadikan sebagai tolak ukur masuk SMA? Gw rasa belum karena masih banyak sekali kecurangan yang terjadi. Paling parah kalau ada yang pas UN pake kunci jawaban lalu dapat nilai UN tinggi sehingga dia bisa masuk sma favorit. Kualitas sma tersebut akan menurun jika hal itu terjadi. Selain itu untuk pendanaan ekskul dan kegiatan mungkin akan menurun. Dapet biaya darimana kalau SC mau daftar lomba? atau uang bensin buat mobil sekolah? uang emang bukan segalanya tapi realitanya semuanya butuh uang. Okelah rsbi boleh memungut uang tapi ada subsidi silang. Siapa bilang rsbi dilarang untuk siswa miskin? Di smansa sendiri bayarang sppnya variatif, modusnya 450rb. Tapi ada juga yang 200rb dan bahkan ada yang ga bayar sama sekali. Selain itu urusan administratif*masalah duit* itu baru dibicarakan setelah siswa bersangkutan diterima. Jadi ga ada cerita gara-gara kurang mampu jadi ga lolos tes seleksi sma rsbi*in this case smansa depok* Harapan gw walau udah ga rsbi buat masuk smansa tetep pake tes sendirilah, walau teknologi kembali ke jaman dulu asal kualitas individunya baik tak apa-apa.

Tiga poin diatas adalah perubahan sistem yang terjadi ketika gw duduk di kelas 12. Karena itu juga gw ga begitu bisa ngerasain kurikulum 2013 maupun suasana kelas reguler. Terkadang gw juga kangen dengan suasana kelas reguler yang lebih rame*isinya 40-50 orang* dan cenderung lebih friendly karena tidak sibuk dengan gadget masing-masing. Semoga apapun sistemnya kualitas pendidikan bisa bertahan ataupun meningkat, asal perubahannya ga mendadak dan disosialisasikan dengan baik kan lebih enak dan ga merugikan. Kurang lebihnya mohon maaf, ini hanya pendapat pribadi hehe.

Wassalamualaikum wr wb

Graduate Engineering Program ABB 2019 - Proses Seleksi

Assalamualaikum wr wb Di postingan sebelumnya, gw berjanji buat nulis pengalaman rekrutmen graduate engineering program (GEP) ABB tapi ak...